Rabu, 29 April 2015

tepung tawar



BAB I
PENDAHULUAN

Adat istiadat adalah suatu bentuk kebiasaan masyarakat yang menjadi tingkah laku sehari-hari yang dari dulu hingga sekarang. Adat istiadat ini terdiri dari dua bagian, yaitu :
1.      Akibat yang tidak mempunyai hukum atau reaksi adat, bagian ini di bagi menjadi :
a.    Upacara adat
b.    Adat sopan santun
2.      Mempunyai akibat hukum dan reaksi adat
Adat istiadat kita terdiri atas adat-adat atau kebiasaan kita yang dari dulu hingga sekarang : tingkah laku yang sering kita lakukan dalam kahidupan bermasyarakat, misalnya mengenai pertunangan, perkawinan, sopan santun, gotongroyong, dan lain sebagainya.
Dalam adat istiadal melayu Sambas ini suddah banyak tidak di gunakan lagi. Namun ada beberapa adat istiadat yang masih di lestarikan oleh masyarakat melayu Sambas, seperti halnya besaprah yang selalau dilakukan dalam acara perkawinan, tepung tawar, dan masihh banyak yang lainnya yang tidak bias saya sebutkan setu perasatu. Dalam makalah yang saya tulis ini, saya mengangkat adat istiadat yang ada di masyarakat melayu Sambas.






BAB II
PEMBAHASAN

A.    Adat Tepung Tawar Melayu Sambas
Adat istiadat dan upacara adat yang biasanya kita sebut dengan tepung tawar merupakan salah satu adat dari sekian banyaknya adat, yang sejak  dari beberapa tahun silam yang lalu telah dikenal dan dibudayakan oleh masyarakat melayu Sambas hingga sekarang. Bila kita teliti dari pelaksanaan acara tersebut, acara tepung tawar mulai dikenal oleh masyarakat malayu Sambas mulai pesatnya saat ajaran agama islam yang disebarkan di daerah tersebut oleh mubaliq, baik yang datang dari Arab, Malaysia, Tailand, dan dari pulau-pulau yang lainnya yang pernah berdagang di daerah tersebut.
Kata tepung tawar jika kita tinjau dari segi bahasa Indonesia, terdiri dari dua kata yaitu kata “Tepung” dan kata “Tawar” yang artinya tepung yang tawar atau  tepung yang tidak asin.
Jika kita tinjau dari bahasa melayu Sambas kata tepung tawar mendekati kata-kata “Mantra” yang telah dibacakan doa-doa oleh tetua-tetua atau tokoh-tokoh di kampong. Adapun doa-doa yang dibacakan antara lain :
-       Doa ayat kursi
Doa ayat kursi ini dibacakan saat membuat air tolak bala, yang mana nantinya air tolak bala tersebut dicampurkan dalam tepung tawar.
-       Doa tolak bala
Doa tolak bala ini dibacakan saat “Tukang Pappas” mau mulai acara “Mappas” kepada orang yang akan ditepung tawari.
Acara tepung tawar masyarakat melayu Sambas, dilakukan dalam berbagai kegiatan adat istiadat. Pada umumnya acara adat istiadat ini meliputi kehidupan masyarakat melayu Sambas, artinya acara tepung tawar dilakukan pada saat acara perkawinan, saat si Ibu melahirkan, pada saat menempati rumah baru, pada saat anak laki-laki dikhitan dan sebagainya.
Contoh beberapa kejadian atau peristiwa penting secara singkat diuraikan sebagai berikut :
a)      Pada saat acara perkawinan Tepung Tawar dilakukan terhadap kedua pengantin, yang dilakukan pada hari kedua atau hari terakhir acara perkawinan. Adapun contoh gambar sebagai berikut :
b)      Pada saat si Ibu telah melahirkan anak pertamanya yang berusia minimal 8.hari untuk anak perempuan dan 9.hari untuk anak laki-laki, dilakukan acara tepung tawar.
c)      Bila ada keluarga yang menempati rumah baru (pindah rumah maka akan dilakukan pula acara tepung tawar).
d)     Tepung tawar juga dilaksanakan apabila ada anak laki-laki yang akan dikhitan.
Adapun maksud dan  tujuan mengadakan acara tepung tawar adalah untuk memohan keselamatan agar terhindar dari hal-hal yang tidak di inginkan oleh masyarakat, yang tentunya di tunjukkan kepada Allah SWT. Yang menciptakan manusia beserta isinya. Inilah tujuan pokok dari acara tepung tawar yang telah saya dapatkan informasinya dari seorang tokoh Agama yang ada dikampung, beliau bernama H. Ja’far bin Kumri.
Pada akhir dari acara tepung tawar tersebut,, senantiasa dipanjatkan doa selamat oleh tetua-tetua atau tokoh tokoh dikampung.

B.     Pelaksanaan acara tepung tawar
Menjelang pelaksanaan acara tepung tawar diperlukan persiapan, perlengkapan, tenaga kerja, dan lain-lain. Berikut ini hal-hal yang akan saya uraikan secara ringkas, yang harus ada dan perlu dipersiapkan dalam acara tepung tawar tersebut antara lain :
1)      Waktu pelaksanaan acara tepung tawar pada bayi umumnya pada siang hari, bertempat dirumah atau orang yang hajatan (bersangkutan).
2)      Adapun perlengkapan yang harus disiap sebelum acar tepung tawar antara lain :
-          Satu buah mangkok putih untuk tempat tepung beras yang telah di hancurkan dengan air tolak bala, yaitu segelas air putih yang telah dibacakan doa-doa oleh tetua-tetua atau tokoh di kampung. Selain untuk menghancurkan tepung beras, air tawar tolak bala juga digunakan untuk diminum atau untuk mencuci muka dan kepala yang ditpung tawari.
-          Beberapa helai daun lenjuang, daun mentibar (juga disebut daun intibar), dan yang terakhir adalah beberapa helai daun bali.
Seperti gambar berikut dibawah ini :
 
         Gambar tepung tawar kelahiran bayi                          Gambar tepung tawar perkawinan

 
Gambar Daun Lenjuang

 
       Gambar Daun Mentibar (Daun Intibar)                                 Gambar mangkok

 
Gambar Daun Bali

Orang yang diminta untuk melaksanakan tepung tawar di sebut “Tukang Pappas”dan palaksanaannya di sebut “Mappas”. Tukang pappas ini biasanya adalah orang-orang tetua atau tokoh dikampung, keluarga tetua dikampung dan lain-lain.

Tiga jenis daun tersebut diikat dijadikan satu, dimana setiap ujung daun tersebut disamakan atau diratakan tanpa memotongnya.
 Setelah semua persiapan lengkap, maka barulah bisa dilaksanakan acara tepung tawar oleh “Tukang Pappas”.  Mangkuk yang berisikan air tepung beras yang dipegang dengan tangan kiri, dan tangan kanan memegang ikatan daun lenjuang, mentibar (biasa di sebut dengan daun Intibar), dan daun bali. Ikatan daun tersebut dicelupkkan kedalam mangkuk yang berisikan air tepung beras, dan pelahan-lahan dipukulkan kepada orng yang akan ditepung tawari, mulai dari bagian kepala, lalau kebagian bahu kanan dan kiri, setelah itu turun kebagian telapak tangan mulai dari kanan dan kari, dan yang terakhir  adalah kebagian kaki kanan dan kaki kiri yang dipukul secara perlahan-lahan. Saat “Tukang Pappas” malakukan acar “Mappas”, orang-orang aetempat yang telah di undang membantu menyediakan hidangan makanan yang telah di persiapkan oleh tuan rumah.
Seperti gambar  dibawar ini :
 
Setelah  “Tukang Pappas” selesai ”Memappas” orang yang di tepung tawari, barulah tetua-tetua atau tokoh agama menbaca doa selamat. Selesai membaca doa selamat, barulah orang-orang yang diundang di persilakan untuk menyantap hidangan yang telah di persiapkan.







PENUTUP
Adat istiadat adalah suatu bentuk kebiasaan masyarakat yang menjadi tingkah laku sehari-hari yang dari dulu hingga sekarang.
Acara tepung tawar masyarakat melayu Sambas, dilakukan dalam berbagai kegiatan adat istiadat. Pada umumnya acara adat istiadat ini meliputi kehidupan masyarakat melayu Sambas, artinya acara tepung tawar dilakukan pada saat acara perkawinan, saat si Ibu melahirkan, pada saat menempati rumah baru, pada saat anak laki-laki dikhitan dan sebagainya.
Adapun maksud dan  tujuan mengadakan acara tepung tawar adalah untuk memohan keselamatan agar terhindar dari hal-hal yang tidak di inginkan oleh masyarakat, yang tentunya di tunjukkan kepada Allah SWT. Yang menciptakan manusia beserta isinya.




DAFTAR PUSTAKA
sikointoge.blogspot.com/2014/03/adat-istiadat-melayu-sambas.htmlal.

Dr. H. Moh. Haitami Salim, M.Ag 2013 nilai-nilai pendidikan islam dalam upacara adat melayu pontianak, STAIN Pontianak Press.

DAFTAR INFORMAL
H. Ja’far bin Kumri
Mohtar bin H. Ja’far